Kamis, 15 November 2012

Role Playing : Sarana Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan


Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing pembelajar dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan pembelajar. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan pembelajar dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

Manfaat Role Playing
Manfaat yang dapat diambil dari  role playing adalah : Pertama, role playing dapat memberikan semacam hidden practice, dimana pembelajar tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari. Kedua, role playing melibatkan jumlah pembelajar yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar. Ketiga, role playing dapat memberikan kepada pembelajar kesenangan karena role playing pada dasarnya adalah permainan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing


1.        Kelebihan
a)              Pembelajar melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan pembelajar harus tajam dan tahan lama.
b)              Pembelajar akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c)              Bakat yang terdapat pada pembelajar dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari institusi pendidikan.
d)              Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e)              Pembelajar memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f)               Bahasa lisan pembelajar dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami orang lain.

2.        Kekurangan
a)              Sebagian pembelajar yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.
b)              Banyak memakan waktu.
c)              Memerlukan tempat yang cukup luas.
d)              Seringkali kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan penonton/pengamat.
e)              Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak pengajar maupun pembelajar. Dan ini tidak semua pengajar memilikinya.
f)                Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pembelajaran tidak tercapai.
g)              Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Pengalaman Role Playing
Saya mempunyai pengalaman menarik mengenai role playing. Saat itu saya mendapat tugas dari dosen management untuk melakukan role playing di kelas. Temanya tentang CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Berikut skenario role play-nya :
Perusahaan Pengalengan Ikan “SARI LAUT”, lokasi di Kabupaten Malang, berdiri sejak tahun 2000 (12 tahun yang lalu), memproduksi hasil laut yang dikalengkan (seperti sarden, cumi, kepiting, dll) dengan lokasi pemasaran berbagai wilayah di Jawa Timur. Pada 4 tahun terakhir ini perusahaan tersebut berekspansi dengan memasarkan di luar Jawa Timur dan mendapatkan respon yang positif dari konsumen.
Saat pendirian usaha tahun 2000, perusahaan sudah melewati berbagai prosedur pendirian tempat usaha, mulai dari ijin masyarakat setempat, ijin RT, RW, Lurah sampai dengan SIUP keluar dengan ijin Bupati.

Permasalahan:
1 tahun terakhir ini warga masyarakat setempat resah dengan keberadaan perusahaan tersebut karena diduga :
1.         Pembuangan limbah yang mengotori sungai dan aliran air sekitar pabrik sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat.
2.           Perusahaan memecat beberapa karyawan yang bersumber dari warga setempat, dan menggantinya dengan karyawan baru yang berasal dari luar wilayah tersebut.
3.           Adanya fenomena wabah penyakit kulit dan sesak nafas dalam 1 tahun ini yang diderita warga sekitar pabrik, sehingga diduga ini akibat dari pembuangan limbah perusahaan.
Saya termasuk dalam kelompok yang berperan sebagai masyarakat yang merasa dirugikan oleh perusahaan karena perusahaan tidak berkomitmen terhadap CSR-nya. Perusahaan dan masyarakat melakukan mediasi untuk menyelesaikan prmasalahan yang ada. Sepanjang jalannya role playing, terjadi perdebatan yang seru & alot antara pemain yang berperan sebagai pihak perusahaan dan pemain yang berperan sebagai masyarakat.
Karena mediasi tersebut menemui jalan buntu, pihak perusahaan meminta bantuan pemerintah untuk menjadi penengah dalam masalah ini. Akhirnya didapatkan solusi yang disepakati dan menguntungkan kedua belah pihak.
Melalui role playing tersebut saya dan pemain lain mendapatkan pengalaman baru dengan memainkan masing-masing peran yang telah ditentukan. Selain itu, saya menjadi lebih mengerti tentang CSR dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga memetik sebuah pelajaran berharga : kelak jika menemui persoalan yang sama dalam menjalankan usaha, saya harus dapat menghadapinya dengan bijak.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar